Aku cinta Indonesia, tanah tumpah darahku. Di negeri ini aku dilahirkan dan di sini pula aku diberi makanan, airnya mampu melepaskanku dari rasa dahaga, orang - orangnya yang pada akhirnya mampu mendidik dan memberi ilmu padaku, dan kultur serta kearifan lokalnya yang membuat aku bisa bertoleransi.
Untuk menumbuhkan rasa cinta tanah air Indonesia memang dapat berasal dari mana saja, apa saja dan kapan saja, tidak terkecuali oleh alam. Alam Indonesia telah membuat hatiku semakin cinta pada ibu pertiwi. Tidak dipungkiri Indonesia memang salah satu surga dunia.
Bukan kemewahan, kemegahan dan perkembangan teknologi seperti negara maju yang Indonesia tampilkan. Melainkan keeksotisan dan keindahan alamnya yang alami yang membuatnya jauh lebih indah dibanding negara lain.
Perjalanan yang pernah aku lakukan mulai dari bentangan pantai hingga puncak gunung telah membuat aku jatuh cinta dan bangga pada bangsa ini. Mungkin di luar sana banyak yang mencibir Indonesia sebagai negara tak pernah maju, bahkan tidak sedikit rakyatnya sendiri yang malu untuk berbangsa Indonesia. Tetapi itu semua tidak melunturkan rasa cintaku padaIbu Pertiwi.
Ketika meletakkan kaki di hamparan pasir pantai dan bentangan laut serta menyelami apa yang terkandung didalamnya mulai dari biota hingga hasil bumi ( minyak dan gak alam ) rasa syukur terucap dari hati ini.
Aku bersyukur karena telah ditakdirkan sebagai orang Indonesia. Ketika menanjakkan kaki di jajaran gunung - gunung, dari atas gunung dapat dilihat begitu indahnya negeri ini. Yang tentunya semakin menambah rasa cinta dan syukurku.
Kultur dan budaya orang yang beraneka ragam banyak aku temukan saat melakukan perjalanan. Kehangatan dan keramahan warga - warga setempat lagi - lagi membuat aku bersyukur karena telah dilahirkan dinegeri ini. Keramahan seperti inilah yang tidak akan banyak ditemukan di negara lain.
Budayanya yang begitu banyak dan beragam turut menambah kekayaan bangsa ini. Bahasa daerahnya saja ada begitu banyak dan menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara dengan bahasa daerah terbanyak di dunia. Kerukunan antara umat beragama yang indah hanya akan ditemui di negeri ini.
Mungkin beberapa tahun belakangan ini beberapa kali terjadi perselisisihan atau konflik antara sekelompok orang tertentu yang mengatas namakan agama. Tetapi itu hanya sekelompok kecil dan tentu tidak dapat dijadikan sebagai tolak ukur kerukunan umat beragama di negara dengan jumlah penduduk terbanyak keempat didunia.
Hanya dinegeri inilah persahabatan di atas perbedaan keyakinan dapat terjalin dengan begitu harmonis. Dengan tetap memegang teguh keyakinannya masing - masing.
Memang tidak akan ada yang sempurna di dunia ini, termasuk Indonesia. Tetapi kelebihan dan kekurangan negeri ini tidak melunturkan rasa bangga dan cinta pada Indonesiaku, Tanah Air Beta.
Sumber : http://www.belantaraindonesia.org/2013/01/aku-cinta-indonesia-karena-alamnya.html
Selasa, 29 Januari 2013
Gunung Adalah 'Agama' Bagi pemeluknya
Gunung dan pendakiannya adalah dua hal yang menyatu bagi para petualang pendakian gunung. Dalam kegiatan pendakian gunung, kita tidak hanya membawa beban berat di punggung yakni tas ransel, namun juga menerapkan pengetahuan dasar alam bebas, termasuk bagaimana kita memasak, pengenalan medan dan satu beban lagi, yakni bijak kepada alam.
Mendaki gunung bukan cuma soal naik dan turun, tapi naik gunung adalah soal bagaimana kita bersikap terhadap alam. Bagaimana bersikap terhadap diri sendiri, penduduk sekitar. Mendaki gunung tidak semudah menonton film atau membaca teori dari buku. Mendaki Gunungbutuh ketabahan dan kemauan yang keras.
Misalnya kita mendaki Gunung Semeru yang merupakan gunung tertinggi di tanah Jawa. Satu hal yang di gambarkan dalam sebuah film tentang pendakian Semeru, yakni film 5 Cm. Bagaimana bisa yang namanya mendaki memakai celana jeans dan eye liner? Selain menyulitkan pergerakan, celana jeans sakit ketika bersentuhan dengan kulit.
Bila kita hanya ingin eksis diakui pernah mendaki gunung, ikut trend atau sekedar coba - coba lebih baik jangan sekali - kali menginjakkan kaki di gunung. Gunung bukan tempatnya sampah dan Pendaki Sampah.
Gunung bukan sebuah tempat untuk berpesta dan melakukan apapun sebebas mungkin. Gunung adalah mungkin sebuah Masjid, Gereja, Pura, Vihara dan Klenteng bagi semua pemeluk “agama gunung”. Bagi mereka yang terasing akan kehidupan dunia bawah yang penuh dengan kesemrawutan tata nilai dan bagi mereka yang ingin mengetahu arti nilai diri sendiri tanpa embel – embel keglamouran dan keterkenalan. Dan bagiku gunung adalah ibu.
Sumber : http://www.belantaraindonesia.org/2013/01/gunung-adalah-agama-bagi-pemeluknya.html
Mendaki gunung bukan cuma soal naik dan turun, tapi naik gunung adalah soal bagaimana kita bersikap terhadap alam. Bagaimana bersikap terhadap diri sendiri, penduduk sekitar. Mendaki gunung tidak semudah menonton film atau membaca teori dari buku. Mendaki Gunungbutuh ketabahan dan kemauan yang keras.
Misalnya kita mendaki Gunung Semeru yang merupakan gunung tertinggi di tanah Jawa. Satu hal yang di gambarkan dalam sebuah film tentang pendakian Semeru, yakni film 5 Cm. Bagaimana bisa yang namanya mendaki memakai celana jeans dan eye liner? Selain menyulitkan pergerakan, celana jeans sakit ketika bersentuhan dengan kulit.
Bila kita hanya ingin eksis diakui pernah mendaki gunung, ikut trend atau sekedar coba - coba lebih baik jangan sekali - kali menginjakkan kaki di gunung. Gunung bukan tempatnya sampah dan Pendaki Sampah.
Gunung bukan sebuah tempat untuk berpesta dan melakukan apapun sebebas mungkin. Gunung adalah mungkin sebuah Masjid, Gereja, Pura, Vihara dan Klenteng bagi semua pemeluk “agama gunung”. Bagi mereka yang terasing akan kehidupan dunia bawah yang penuh dengan kesemrawutan tata nilai dan bagi mereka yang ingin mengetahu arti nilai diri sendiri tanpa embel – embel keglamouran dan keterkenalan. Dan bagiku gunung adalah ibu.
Sumber : http://www.belantaraindonesia.org/2013/01/gunung-adalah-agama-bagi-pemeluknya.html
Langganan:
Postingan (Atom)