Makalah ini mempunyai latar belakang masalah tentang proses penambangan pasir yang menimbulkan dampak positif maupun dampak negatif terhadap lingkungan. Masalah pokok yang dibahas adalah: Bagaimanakah proses penambangan pasir yang dilakukan di Desa Cikeusik Kecamatan Sukahaji Kabupaten Majalengka dan bagaimanakah dampak positif maupun dampak negatif yang ditimbulkan dari adanya eksploitasi pasir di Desa Cikeusik Kecamatan Sukahaji Kabupaten Majalengka?
Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut: Untuk mengetahui proses penambangan pasir yang dilakukan di Desa Cikeusik Kecamatan Sukahaji Kabupaten Majalengka dan untuk mengetahui dampak positif maupun dampak negatif yang ditimbulkan dari adanya eksploitasi pasir di Desa Cikeusik Kecamatan Sukahaji Kabupaten Majalengka.
Dalam pembuatan makalah ini penulis menggunakan metode deskriptif, hal ini penulis lakukan setelah memperhitungkan kewajarannya dari segi tujuan. Makalah ini digunakan untuk memaparkan suatu bahasan dengan cara disususn, dijelaskan dan disimpulkan. Dan teknik yang digunakan dalam penyusunan makalah ini yaitu dengan menggunakan teknik studi pustaka, ini merupakan teknik yang paling tepat karena data yang akan disusun pada hakikatnya diambil dari berbagai sumber kepustakaan yaitu dengan cara mencatat data dan fakta melalui buku-buku yang berhubungan dengan masalah yang akan dibahas.
Hasil pembahasan makalah ini menyimpulkan bahwa proses penambangan pasir di Desa Cikeusik Kecamatan Sukahaji Kabupaten Majalengka desa, dilakukan dengan cara tradisonal yang dilakukan oleh masyarakat setempat sejak tahun 1990. Dampak penambangan pasir ini meliputi dampak positif dan dampak negatif terhadap kondisi lingkungan. dampak positif diantaranya dapat meningkatkan pendapatan masyarakat setempat dan membuka lapangan pekerjaan, sedangkan dampak negatifnya terdiri dari meningkatnya polusi udara, peningkatan kebisingan, dan penurunan kualitas air.
PENDAHULUAN
Bukti Ketergantungan bangsa Indonesia kepada alam dapat dilihat dari pemanfaatan sumber daya alam yang besar-besaran tanpa melihat kelanjutan fungsinya. Pada masa sentralisasi pemerintahan, kegiatan exploitasi terhadap sumber daya alam yang tidak berwawasan lingkungan masih terbatas pada pemanfaatan wilayah-wilayah yang strategis saja, namun dewasa ini setiap daerah saling belomba-lomba mengeksploitasi dan memanfaatkan kekayaan alam masing-masing.
Kegiatan ekploitasi sumberdaya mineral atau bahan galian seperti pasir merupakan salah satu pendukung sektor pembangunan baik secara fisik, ekonomi maupun sosial. Hasil pertambangan merupakan sumberdaya yang mampu menghasilkan pendapatan yang sangat besar untuk suatu negara. Kebutuhan akan bahan galian konstruksi dan industri seperti pasir tampak semakin meningkat seiring dengan semakin berkembangnya pembangunan berbagai sarana maupun prasarana fisik di berbagai daerah di Indonesia.
Penambangan pasir memang dianggap memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kabupaten Majalengka, hal ini dapat terlihat dari begitu banyaknya aktivitas penggalian pasir yang dilakukan oleh masyarakat di berbagai daerah di Kabupaten Majalengka. Kegiatan penambangan pasir sering dikonotasikan sebagai salah satu kegiatan yang merusak lingkungan, hal itu dapat terjadi apabila kegiatan penambangan tidak dikelola dengan baik dan benar maka setiap kegiatan penambangan pasti akan menimbulkan dampak lingkungan, baik bersifat positif maupun bersifat negatif. Meskipun demikian besarnya permintaan pasar terhadap pasir turut mendorong berkembangnya kegiatan ini dengan pesat. Akibatnya, munculah berbagai masalah terhadap lingkungan. Dengan melihat latar belakang diatas yang dapat memberikan sedikit gambaran mengenai demikian besarnya kegiatan eksploitasi terhadap bahan galian seperti pasir, maka akan menimbulkan dampak terhadap lingkungan, baik yang bersifat positif maupun bersifat negatif.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka penulis membatasi masalah dengan tujuan untuk memudahkan dalam penulisan makalah. Adapun masalah dalam makalah ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimanakah proses penambangan pasir yang dilakukan di Desa Cikeusik Kecamatan Sukahaji Kabupaten Majalengka?
2. Bagaimanakah dampak positif maupun dampak negatif yang ditimbulkan dari adanya eksploitasi pasir di Desa Cikeusik Kecamatan Sukahaji Kabupaten Majalengka?
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui proses penambangan pasir yang dilakukan di Desa Cikeusik Kecamatan Sukahaji Kabupaten Majalengka.
2. Untuk mengetahui dampak positif maupun dampak negatif yang ditimbulkan dari adanya eksploitasi pasir di Desa Cikeusik Kecamatan Sukahaji Kabupaten Majalengka.
Kegunaan yang dapat diambil dari penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk menambah wawasan dan konsep keilmuan mengenai kajian tentang kegiatan eksploitasi pasir dan dampaknya terhadap lingkungan di Desa Cikeusik Kecamatan Sukahaji Kabupaten Majalengka.
2. Secara teoritis kegunaan makalah ini akan berguna untuk perkembangan ilmu pengetahuaan dalam kajian lingkungan khususnya mengenai ekploitasi pasir dan dampaknya terhadap lingkungan di Desa Cikeusik Kecamatan Sukahaji Kabupaten Majalengka.
Secara praktis diharapkan hasil penulisan makalah ini dapat menjadi rekomendasi/pemikiran/konsep/saran untuk digunakan para pihak yang berkepentingan mengenai eksploitasi pasir dan dampaknya terhadap lingkungan di Desa Cikeusik Kecamatan Sukahaji Kabupaten Majalengka.
Dalam pembuatan makalah ini penulis menggunakan metode deskriptif, hal ini penulis lakukan setelah memperhitungkan kewajarannya dari segi tujuan. Makalah ini digunakan untuk memaparkan suatu bahasan dengan cara disususn, dijelaskan dan disimpulkan.
Dan teknik yang digunakan dalam penyusunan makalah ini yaitu dengan menggunakan teknik studi pustaka, ini merupakan teknik yang paling tepat karena data yang akan disusun pada hakikatnya diambil dari berbagai sumber kepustakaan yaitu dengan cara mencatat data dan fakta melalui buku-buku yang berhubungan dengan masalah yang akan dibahas.
PEMBAHASAN
Kegiatan penambangan khususnya pasir dikenal sebagai kegiatan yang dapat merubah permukaan bumi. Karena itu penambangan sering dikaitkan dengan kerusakan lingkungan. walaupun pernyataan ini tidak selamnya benar, patut diakui bahwa banyak sekali kegiatan penambangan yang dapat menimbulkan kerusakan di tempat penambangannya. Akan tetapi perlu diingat pula bahwa dilain pihak kualitas lingkungan di tempat penambangan meningkat dengan tajam. Bukan sajamenyangkut kualitas hidup manusia yang berada di lingkungan tempat penambangan itu, namun juga alam sekitar menjadi tertata lebih baik,dengan kelengkapan infrastrukturnya. Karena itu, kegiatan penambangan dapat menjadi daya tarik, sehingga penduduk banyak yang berpindah mendekati lokasi penambangan tersebut. Sering pula dikatakan bahwa kegiatan penambangan telah menjadi lokomotif pembangunan didaerah tersebut.
A. Proses Penambangan Pasir
Proses penambangan pasir yang dilakukan di Desa Cikeusik Kecamatan Sukahaji Kabupaten Majalengka yaitu dilakukan dengan cara tradisional. Penambangan pasir yang dilakukan hanya dengan menggunakan alat-alat yang sederhana seperti: cangkul, pengeruk pasir, dan karung sebagai tempat penyimpanan pasir. Namun, apabila penggalian dengan jumlah pasir yang cukup besar, biasanya kendaraan pengangkut pasir ini langsung dimasukan ke lokasi penambangan, guna mempermudah proses penggaliannya. Beberapa tahapan yang dilakukan dalam penambangan pasir diantaranya adalah:
1. Tahap Persiapan
Tahap persiapan biasanya didahului dengan kegiatan pengangkutan berbagai jenis peralatan tambang, dan selanjutnya adalah pembuatan/pembukaan jalan untuk proses pengangkutan. Dalam hal pengangkutan peralatan tambang yang perlu diperhatikan adalah jalan yang akan dilalui. Hal ini perlu diperhitungkan secara matang agar tidak terjadi dampak negatif terhadap lingkungan di sepanjang jalan yang akan dilalui, baik terhadap manusia maupun fisik alam itu sendiri.
Pada tahap ini dilakukan pengamatan, dimana saja biasanya pasir akan terkumpul banyak, maka setelah diketahui lokasinya, maka masyarakat akan langsung melakukan penggalian.
2. Tahap Eksploitasi/Penggalian
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini utamanya berupa penambangan/penggalian pasir. Bahan tambang yang terdapat di daerah perbukitan, walaupun jenisnya sama, misalnya pasir, teknik penambangannya akan berbeda dengan deposit pasir yang terdapat di daerah pedataran, apalagi yang terdapat di dalam alur sungai. pada tahap eksploitasi dalam kaitannya dengan pengelolaan pertambangan yang berwawasan lingkungan.
Penggalian biasanya dilakukan dengan alat pengeruk yang sederhana, namun, sekali-kali apabila kedaan sungai kering biasanya alat berat seperti beko bisa langsung masuk ke lokasi penambangan.
3. Pengangkutan
Pada tahap ini yang perlu diperhatikan adalah ketika alat-alat berat mulai masuk ke lokasi penambangan untuk mengangkut pasir. Pengangkutan pasir ini biasanya dilakukan dengan menggunakan truk, untuk mencapai kawasan penambangan secara mudah, maka dilakukan pembukaan jalan dengan menebang pohon-pohon disekitar kawasan penambangan, sehingga lingkungan menjadi gersang dan berdebu.
B. Dampak yang Ditimbulkan dari Adanya Kegiatan Penambangan Pasir
Kerusakan lingkungan adalah perubahan langsung atau tidak langsung terhadap sifat fisik, kimia atau hayati lingkungan hidup yang melampaui kriteria baku kerusakan lingkungan hidup. Kegiatan penambangan khususnya pasir dan lain-lain dikenal sebagai kegiatan yang dapat merubah permukaan bumi. Karena itu, penambangan sering dikaitkan dengan kerusakan lingkungan. Walaupun pernyataan ini tidak selamanya benar, patut diakui bahwa banyak sekali kegiatan penambangan yang dapat menimbulkan kerusakan di tempat penambangannya.
Akan tetapi, perlu diingat pula bahwa dilain pihak kualitas lingkungan di tempat penambangan meningkat dengan tajam. Bukan saja menyangkut kualitas hidup manusia yang berada di lingkungan tempat penambangan itu, namun juga alam sekitar menjadi tertata lebih baik, dengan kelengkapan infrastrukturnya. Karena itu kegiatan penambangan dapat menjadi daya tarik, sehingga penduduk banyak yang berpindah mendekati lokasi penambangan tersebut.
Dampak penambangan pasir ini, mengakibatkan dampak positif dan dampak negatif terhadap kondisi lingkungan, dampak positif diantaranya dapat meningkatkan pendapatan masyarakat setempat dan membuka lapangan pekerjaan, sedangkan dampak negatifnya terdiri dari meningkatnya polusi udara, dan kerusakan pada tanggul sungai.
1. Dampak Positif
a. Meningkatkan pendapatan masyarakat
Kegiatan penambangan pasir memberikan dampak terhadap tingkat pendapatan masyarakat, hal ini terlihat pada masyarakat pengangguran mengakui bahwa adanya kegiatan penambang pasir memberikan keuntungan yang sangat besar sehingga bisa mencukupi kebutuhan hidupnya.
b. Membuka lapangan pekerjaan
Pada dasarnya tingkat kehidupan ekonomi seseorang atau masyarakat ditentukan oleh kesempatannya memperoleh sumber pendapatan, kesempatan kerja, dan kesempatan berusaha. Namun pada kenyataannya masyarakat dihadapkan pada masalah-masalah yang menimbulkan tingkat ekonominya rendah diantaranya seperti sulitnya mendapatkan pekerjaan. Kesempatan kerja di Desa Cikeusik semakin terbuka setelah adanya kegiatan penambangan pasir yang memberikan dampak positif bagi warga sekitar sehingga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat.
c. Meningkatkan daya kreativitas masyarakat
Penambangan pasir sangatlah menguntungkan bagi masyarakat yang tinggal di dekat tempat penambagan tersebut. Salah satu nya meningkatkat daya kreativitas masyarakat, masyarakat dapat memanfaatkan pasir hasil galian untuk di buat kerajinan tangan, bahan bangunan, dan masih banyak lagi.
2. Dampak Negatif
a. Meningkatnya polusi udara
Terjadinya peningkatan debu yang menyebabkan kualitas udara disekitar kawasan penambangan menurun, sebagai akibat dari kendaraan truk yang mengangkut pasir serta tiupan angin jika di lokasi tambang tersebut tidak ada vegetasi yang cukup. Kara vegetasi yang berada di sekitar penambangan telah mati baik itu yang di tebang ataupun mati karena polusi yang ditimbulkan oleh kendaraan berat yang digunakan di penambangan pasir
b. Peningkatan kebisingan
Peningkatan kebisingan diakibatkan oleh aktivitas kendaraan truk, padahal sebelum adanya penambangan pasir suasana dilokasi tersebut jauh dari kebisingan, dan masyarakat masih dapat menghirup udara segar karena arus lalau lintas yang tidak begitu ramai. Sama halnya dengan hewan - hewan yang sebelumnya berada di sekitar tempat penambanagn, hewan tersebut mati karena kehabisan bahan makan yang. Sebagian hewan ada yang melarikan diri mencari tempat baru untuk mencari makanan demi mempertahankan keturunan dan juga kelangsungan hidupnya
c. Penurunan kualitas air
Terjadinya penurunan kualitas air akibat dari pencucian pasir-pasir maupun karena akibat dari lahan yang telah menjadi terbuka karena tidak ada vegetasi penutup, sehingga air dapat mengalir dengan bebas ke badan-badan air. Debit air tanah juga akan menurun karena vegetasi/pepohonan yang dapat menampung air telah ikut di tebang dalam system penamabangan pasir.
d. Rusaknya Jalan
Para penambang yang telah mendapatkan pasir biasanya meggunakan alat atau mesin mesin berat seperti mobil pengangkut. Mobil yang mengangkut pasir tersebut tentu menggunakan alternatif jalan raya yang tentunya akan membuat jalan raya semakin rusak di karenakan berat beban pada kendaraan angkut tersebut melebihi kapasitas yang di tentukan. Selain itu juga pengankutan bobot beban yang berlebihan dapat menimbulkan kecelakaan lalu lintas terutama di jalur utama. Kendaraan yang melintas di jalur utama biasa menggunakan kecepatan diatas 60 km/jam untuk menempuh waktu yang di targetkan. Itulah kenapa di jalan utama kendaraan tidak di izinkan untuk membawa beban yang melebihi kapasitas seperti truk pembawa pasir. Selain itu juga kendaraan yang membawa beban berat bisa menimbulkan kemacetan yang cukup parah.